harian-nasional.com/ – Siapa sangka, bisnis mining Bitcoin ternyata masih sangat menguntungkan saat ini, terlepas dari beberapa kekurangannya. Bahkan, pendapatan kumulatif total untuk para miner BTC baru saja mencapai tonggak sejarah baru.
Menurut penyedia analisis on-chain Glassnode, para miner Bitcoin telah sukses meraup total pendapatan sebesar US$50,2 miliar dari subsidi blok dan biaya transaksi.
Angka-angka ini merupakan akumulasi dan dihitung sejak awal ketika aktivitas mining Bitcoin dimulai dengan blok genesis pada tahun 2009.
Selain itu, menurut data dari Glassnode, biaya produksi kumulatif para miner adalah sebesar US$36,6 miliar. Itu artinya, para miner Bitcoin telah berhasil mencetak margin profit agregat sepanjang masa sebesar US$13,6 miliar. Dalam bentuk persentase, ini berarti setara dengan sekitar 37%, sehingga menjadikan aktivitas mining BTC sebagai bisnis yang sangat menguntungkan selama bertahun-tahun.
Profitabilitas Mining Bitcoin Mulai Pulih Lagi
Namun, kondisinya juga tidak sebagus itu bagi para miner Bitcoin belakangan ini. Karena nyatanya, profitabilitas mereka telah turun lebih dari 50% dalam setahun terakhir, menurut data dari Hashrate Index.
Tidak hanya itu, profitabilitas mining atau hash price-nya juga anjlok 80% sejak puncak pasar kripto pada akhir 2021 lalu.
Hash price saat ini, yang dihitung dalam dolar per terahash per detik per hari, adalah sebesar US$0,083 per tanggal 2 Mei. Kabar baiknya, hash price ini sekarang sedang naik dan tercatat sudah naik 50% sejak mencapai titik terendah US$0,055 pada November 2022.
Di samping itu, lonjakan harga Bitcoin tahun ini membuat semakin banyak hardware mining yang miner pakai. Tapi sayangnya, hal ini juga mendorong hash rate dan tingkat kesulitan (mining difficulty) meningkat ke level tertingginya.
Menurut data dari Blockchain.com, hash rate saat ini ada di angka 345 EH/s (exahash per detik). Lonjakan terbaru hingga menjadi 393 EH/s telah mendekati rekor tertingginya (ATH) pada akhir Maret, yang hampir mencapai 400 EH/s.
Kemudian, metrik kesulitan, atau seberapa besar daya komputasi yang miner butuhkan untuk menemukan sebuah blok, juga berada di level tertingginya sebesar 48,7T.
Di sisi lain, saham-saham milik perusahaan mining publik juga telah mencatatkan kenaikan yang mengesankan. Bahkan, saham dari kumpulan perusahaan tersebut berhasil melampaui kinerja saham-saham teknologi besar tahun ini. Perusahaan seperti Core Scientific, Digihost, Cipher, dan Riot, buktinya, telah menikmati kenaikan harga saham tiga digit di kuartal pertama.
Namun, saham-saham mining cenderung memiliki korelasi yang tinggi dengan harga Bitcoin yang telah turun 8% sejak mencapai rekor tertingginya pada pertengahan April 2023. Ini berarti, ketika harga Bitcoin turun, nilai saham perusahaan mining Bitcoin juga akan turun, begitu pun sebaliknya.
Marathon Digital Hadapi Gugatan
Pada awal minggu ini, BeInCrypto melaporkan bahwa Marathon Digital Holdings sedang menghadapi tuntutan hukum dalam perang litigasi yang sedang berlangsung melawan perusahaan-perusahaan kripto.
Gugatan tersebut, yang diajukan atas nama para pemegang saham, menuding bahwa perusahaan telah membuat pernyataan yang menyesatkan. Selain itu, gugatan tersebut juga menyebutkan Marathon Digital gagal untuk mengungkapkan informasi yang relevan terkait kondisi keuangannya.
Meski begitu, para pemegang saham sepertinya tidak perlu terlalu khawatir karena saham Marathon Digital (MARA) sudah naik sebesar 180% sejauh ini di tahun 2023.
Bagaimana pendapat Anda tentang aktivitas mining Bitcoin yang masih menguntungkan ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
