Karir  

Apa Itu Indikator Kinerja Utama dan Kegunaannya

Apa Itu Indikator Kinerja Utama dan Kegunaannya

harian-nasional.com/ – Tak hanya di perusahaan swasta, kinerja karyawan juga sangatlah penting bagi intansi pemerintah. Baik buruk dan maju tidaknya instansi pemerintah tergantung dari sejauh mana kinerja karyawannya selama ini. OIeh karenanya, intansi harus mengetahui dan memerhatikan kinerja karyawannya.

Untuk mengetahui kinerja para karyawan, intansi pemerintah biasanya memakai indikator tertentu. Indikator tersebut lazimnya disebut indikator kinerja utama atau disingkat IKU. Selain untuk mengetahui kinerja karyawan, IKU juga mempunyai sejumlah kegunaan di dalamnya.

Lalu, apa itu indikator kinerja utama, dan apa saja kegunaanya? Kalau kamu ingin tahu, sila disimak pembahasan di bawah ini!

Apa Itu Indikator Kinerja Utama (IKU)?

Untuk mengetahui seperti apa itu IKU, kamu harus tahu dan kenal apa saja hal-hal yang berkenaan dengan IKU. Misalnya: definisi, tujuan, kriteria, jenis, dan tahapan dari IKU atau indikator kinerja utama. Kalau kamu ingin mengenal semua hal tersebut, kamu bisa menyimak ulasan mengenai hal-hal tersebut di bawah ini!

Indikator kinerja utama atau IKU adalah ukuran atau indikator kinerja suatu instansi, utamanya dalam mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Setiap lembaga atau instansi pemerintah wajib merumuskan indikator kinerja utama, dan menjadikan hal itu sebagai prioritas utama.

Dengan merumuskan indikator kinerja utama, instansi pemerintah bisa mengetahui kinerja mereka selama ini. Selain itu, indikator kinerja utama juga dapat meningkatkan kinerja mereka untuk ke depannya. Sehingga mereka pun bisa meraih tujuan, sasaran, dan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

Tujuan Indikator Kinerja Utama (IKU)

Setiap instansi pemerintah pasti membuat indikator kinerja utama karena ada tujuannya. Adapun beberapa tujuan dibalik pembuatan indikator tersebut adalah:

    Untuk mendapatkan ukuran sejauh mana keberhasilan dan pencapaian yang telah diraih organisasi tersebut selama beberapa waktu terakhir. Ukuran tersebut nantinya akan dijadikan patokan untuk meningkatkan kualitas kinerja instansi tersebut, utamanya kinerja para karyawan.

    Untuk mendapatkan informasi penting soal kinerja karyawan selama ini. Nantinya, informasi tersebut akan dijadikan salah satu pedoman dalam menyusun manajemen kerja yang baik.

Kriteria Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU)

Dalam penyusunannya, IKU harus memenuhi sejumlah kriteria, utamanya kriteria dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Kriteria-kriteria tersebut adalah:

    Spesifik: indikator kinerja utama harus dibuat sespesifik mungkin dan juga harus mengacu pada hal yang akan diukur oleh indikator tersebut (dalam hal ini kinerja karyawan dan instansi terkait). Hal tersebut dilakukan agar orang-orang yang hendak menyusun IKU mempunyai persepsi yang sama terkait IKU yang mereka buat.

    Measurable: IKU harus dapat diukur secara objektif, entah itu dengan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif.

    Achievable: data yang dipakai dalam IKU haruslah dapat dikumpulkan oleh pihak instansi terkait.

    Relevant: IKU yang dibuat harus bisa menggambarkan kinerja sebuah instansi secara akurat dan relevan dengan kondisi riil instansi tersebut.

    Timelines: IKU yang telah disusun harus bisa menggambarkan data berupa perkembangan kinerja suatu instansii dalam kurun waktu tertentu. Selain itu, sedapat mungkin IKU bisa lebih fleksibel kalau nanti ada sejumlah perubahan di dalamnya.

Sumber: Pexels.com

Jenis Indikator Kinerja Utama di Indonesia

Di Indonesia, ada beberapa jenis IKU yang lazim di pakai di beberapa instansi negara kita. Jenis-jenis IKU tersebut adalah:

    Input Indicator: merupakan indikator yang menggambarkan secara ringkas seperti apa para karyawan baru di instansi tersebut, mulai dari kualitas hingga kuantitasnya.

    Process Indicator: merupakan jenis IKU yang lazimnya dipakai sebagai acuan langkah untuk membuat sebuah jasa atau barang.

    Output Indicator: merupakan jenis IKU yang mengukur output yang dihasilkan dari aktivitas yang dilakukan suatu instansi.

    Outcome Indicator: adalah jenis IKU yang mengukur sejauh mana perkembangan kinerja suatu instansi. Misalnya: kuantitas dan kualitas kerja, efisiensi kerja, serta perilaku SDM atau karyawan.

    Effect Indicator: merupakan jenis indikator kinerja utama yang mengukur seperti apa dampak positif atau negatif dari kinerja suatu instansi terhadap instansi itu sendiri, atau pihak lain yang berkaitan dengan instansi tersebut.

Tahap Penyusunan Indikator Kinerja Utama

Indikator kinerja utama tidak bisa disusun begitu saja. Perlu sejumlah tahap atau proses agar sebuah indikator kinerja utama dapat tercipta. Adapun sejumlah tahap tersebut adalah:

    I: klarifikasi mengenai tujuan penyusunan IKU yang hendak dikejar.

    II: proses penyusunan dan perencanaan indikator kinerja utama, mulai dari tahap yang paling awal (pembuatan draft) hingga selesai.

    III: Melakukan evaluasi evaluasi terhadap IKU yang sudah disusun.

    IV: memilih atau memutuskan IKU yang hendak digunakan.

Kegunaan Indikator Kinerja Utama

Ada sejumlah manfaat atau kegunaan dibalik indikator kinerja utama. Adapun manfaat atau kegunaan tersebut adalah:

1. Sebagai bagian dari perencanaan menengah

Setiap instansi pemerintah pasti akan menyusun rencana, termasuk rencana menengah. Renanca menengah sendiri merupakan rencana yang akan dieksekusi dalam jangka waktu menengah (1-3 tahun). Untuk menyusun rencana tersebut, instansi pemerintah harus mengetahui terlebih dahulu seperti apa kinerja karyawan dan instansinya selama ini. Mengetahui kinerja sangat penting agar instansi pemerintah dapat memberlakukan perencanaan dan kebijakan sesuai dengan kinerja mereka selama ini.

Disinilah indikator kinerja utama berperan penting. Dengan adanya IKU, intansi pemerintah bisa mendapatkan gambaran bagaimana kinerja mereka selama ini. Dan dari situ, akhirnya pihak instansi dapat melakukan perencanaan jangka menengah yang tepat.

2. Sebagai alat memantau dan mengendalikan kinerja

Instansi pemerintah tak bisa selalu memantau dan mengendalikan kinerja karyawannya setiap hari. Sebagai gantinya, instansi pemerintah pun menggunakan indikator kinerja utama sebagai alat untuk melakukan hal tersebut. IKU dapat memberi informasi kinerja karyawan mereka dalam kurun waktu tertentu. Dari situ, pihak instansi akan memikirkan sejumlah cara agar kinerja karyawannya tetap terkendali. Artinya, kinerja karyawan mereka harus tetap positif dan konsisten setiap waktunya.

3. Membantu instansi pemerintah melakukan evaluasi kinerja

Indikator kinerja karyawan dapat memberi gambaran kinerja karyawan instansi tersebut dalam kurun waktu tertentu. Apakah kinerjanya positif atau negatif. Dari situ, pihak instansi bisa melakukan evaluasi kinerja agar kedepannya para karyawan bisa tetap konsisten mempertahankan kinerjanya, atau memperbaiki kinerja mereka selama ini.

4. Membantu mengukur akuntabilitas karyawan

Akuntabilitas kinerja karyawan adalah hal yang penting di instansi pemerintah. Semakin accountable seorang karyawan, maka semakin maju dan bersih pula instansi pemerintah tersebut. Untuk mengetahui tingkat akuntabilitas karyawannya, instansi pemerintah biasanya memakai indikator kinerja utama sebagai alat ukurnya.

IKU dapat memberikan data sejauh mana akuntabilitas para karyawan tersebut, mulai dari kinerjanya, hingga attitude mereka selama ini.

Itulah ulasan mengenai apa itu indikator kinerja utama (IKU) beserta kegunaannya.

Agar bisa memenuhi indikator kerja di kantor, kamu butuh skill yang mumpuni. Nah, kamu bisa mengembangkannya dengan ikut Glints ExpertClass.

Di sana, ada banyak kelas yang dibawakan oleh para profesional pengalaman. Ilmu yang kamu dapat dari mereka bisa kamu pakai agar performa kerja makin maksimal.

Menarik, kan? Yuk, pilih kelasnya sekarang!

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website glints.com. Situs http://harian-nasional.com/ adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs http://harian-nasional.com/ tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”