Synthetic Party, Contoh Artificial Intelligence di Bidang Politik

Synthetic Party, Contoh Artificial Intelligence di Bidang Politik

harian-nasional.com/ – Satu lagi contoh artificial intelligence yang menarik, yang kali ini datang dari dunia politik. Sebuah partai politik berbasis artificial intelligence (AI) baru-baru ini dibentuk di Denmark.

Didirikan bulan Mei lalu oleh sekelompok seniman Computer Lars, dan organisasi nirlaba di bidang seni dan teknologi, MindFuture Foundation, partai bernama Synthetic Party ini memiliki perwakilan dan kebijakan yang semuanya bersumber dari artificial intelligence.

Contoh artificial intelligence di sini berupa AI chatbot sebagai tokoh utama dan wajah publik partai yang bernama Leader Lars. Dikutip dari Dataconomy, Leader Lars dilatih berdasarkan kebijakan partai pinggiran Denmark sejak tahun 1970 dan dirancang untuk merefleksikan nilai-nilai dari 20 persen warga Denmark yang tidak memilih dalam pemilu.

“Kami mewakili data dari semua partai pinggiran, yaitu semua partai yang mencoba untuk terpilih menjadi anggota parlemen tetapi tidak memiliki kursi. Jadi seseorang yang telah membentuk visi politiknya sendiri yang ingin ia wujudkan, tetapi biasanya tidak memiliki uang atau sumber daya untuk melakukannya,” jelas Asker Staunæs, pendiri dan artist-researcher dari MindFuture.

Masyarakat Denmark, bahkan internasional, dapat langsung berinteraksi dengan Leader Lars melalui aplikasi Discord dengan menyapa dengan “!”. Chatbot AI ini mengerti bahasa Inggris tapi akan merespons dalam bahasa Denmark.

Interaksi dengan masyarakat ini akan dikumpulkan menjadi dataset yang kemudian akan digunakan untuk melakukan penyempurnaan. “Dengan begitu, Anda ikut ambil bagian dalam mengembangkan AI setiap kali Anda berinteraksi dengannya,” ujar Staunæs.

Salah satu visi partai, menurut Staunæs, adalah penetapan pendapatan dasar universal atau universal basic income (UBI) sebesar 100 ribu kroner (setara Rp200 juta) per bulan, atau dua kali lipat gaji rata-rata Denmark. UBI sendiri merupakan sejumlah pendapatan yang diterima oleh warga negara sesuai haknya sebagai warga negara, dengan jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok agar bisa hidup dan berkecukupan.

Perubahan lain yang ingin diusung partai ini adalah membangun internet dan industri TI milik pemerintah yang setara dengan institusi publik lainnya.

Synthetic Party juga mengusung misi meningkatkan kesadaran tentang pentingnya artificial intelligence dalam kehidupan dan bagaimana pemerintah dapat meminta AI bertanggung jawab atas bias dan faktor sosial lainnya.

Partai ini pun berambisi menambahkan Sustainable Development Goal ke-18 (SDG) pada SDG yang sudah ditetapkan oleh PBB. SDG yang diusulkan oleh Synthetic Party adalah “Life With Artificials”. SDG ini berfokus pada interaksi antara manusia dan AI, serta bagaimana membuat manusia beradaptasi dan melatih orang untuk bekerja dengan mesin.

Sebagai informasi SDG merupakan target yang diberlakukan bagi semua negara untuk dicapai pada tahun 2030, dengan topik-topik seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, dan perubahan iklim.

Synthetic Party mencanangkan untuk merebut satu kursi di parlemen dengan mencalonkan diri dalam pemilihan umum yang akan digelar di Denmark pada bulan November. Sejauh ini Synthetic Party baru memperoleh sebelas dari 20.000 tanda tangan yang dibutuhkan untuk bisa ikut dalam pemilu.

Leader Lars sendiri tidak akan dipilih di mana pun, tetapi anggota manusia dari The Synthetic Party berkomitmen untuk menjalankan platform AI partai.

Jika partai berhasil meraih kursi di parlemen, Staunæs mengatakan bahwa AI akan mengontrol kebijakan dan agenda, dan manusia akan berperan sebagai interpreter dari program.

Fenomena politikus virtual sebenarnya bukan hal baru. Sebelum kehadiran Synthetic Party, SAM hadir di Selandia Baru dan Alisa di Rusia. Namun Staunæs mengeklaim, partainya berbeda dengan politikus virtual lainnya. Synthetic Party menekankan pada investigasi terhadap cara manusia meraih manfaat dari artificial intelligence, bukan mengedepankan peran AI hanya sebagai juru bicara.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website infokomputer.grid.id. Situs http://harian-nasional.com/ adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs http://harian-nasional.com/ tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”