Serangan Rusia Tewaskan 5 Orang di Dekat Bakhmut, 9 Luka

Serangan Rusia Tewaskan 5 Orang di Dekat Bakhmut, 9 Luka

harian-nasional.com/ – Otoritas Ukraina melaporkan sedikitnya lima orang tewas akibat serangan udara Rusia di dekat kota Bakhmut yang menjadi lokasi pertempuran terkini. Sembilan orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.

Seperti dilansir CNN, Jumat (17/2/2023), kantor jaksa wilayah Donetsk dalam pernyataannya menyebut lima warga sipil, yang terdiri atas tiga pria dan dua wanita, tewas akibat serangan Rusia di dekat kota Bakhmut, Ukraina bagian selatan, pada Kamis (16/2) waktu setempat.

Kelima korban tewas itu disebut berusia antara 32 tahun hingga 66 tahun.

Disebutkan juga bahwa sembilan orang lainnya mengalami berbagai luka akibat serpihan logam dari serangan Rusia di dekat Bakhmut itu.

Bakhmut yang terletak di Donetsk yang sebagian wilayahnya dikuasai separatis pro-Rusia, diketahui menjadi sasaran serangan artileri pasukan Moskow beberapa waktu terakhir.

Dikuasainya Bakhmut akan memberikan batu loncatan bagi Rusia untuk terus bergerak maju ke arah dua kota lebih besar, yakni Kramatorsk dan Sloviansk, di Donetsk. Itu juga menjadi momentum bagi Moskow setelah mengalami kemunduran selama berbulan-bulan menjelang peringatan setahun invasi ke Ukraina.

Kantor jaksa wilayah Donetsk dalam pernyataannya juga menyebut bahwa gempuran Rusia memicu kerusakan pada banyak gedung permukiman di wilayah tersebut.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Dalam pernyataan terpisah, Wakil Perdana Menteri (PM) Ukraina Iryna Vereshchuk mengimbau warga sipil setempat yang masih berada di Bakhmut untuk segera meninggalkan kota itu.

“Terus terang, saya sangat terkejut bahwa masih ada sekitar 6.000 warga sipil di sana (Bakhmut-red),” tulis Vereshchuk dalam pernyataan via Telegram, mengutip data terbaru otoritas Ukraina.

“Mereka yang memilih tinggal di Bakhmut sedang membahayakan diri mereka sendiri dan orang-orang tercinta mereka,” sebutnya.

Vereshchuk juga menyebut warga yang bersikeras tetap berada di Bakhmut saat pertempuran berlangsung telah menciptakan risiko tambahan bagi personel militer dan polisi di sana.

“Mencegah pasukan pertahanan dan keamanan kita untuk bekerja dengan baik di kota itu,” tegasnya.