Ini Pesan JDDC Jika Berkendara di Wilayah Kabut Asap Akibat Kebakaran Hutan

Ini Pesan JDDC Jika Berkendara di Wilayah Kabut Asap Akibat Kebakaran Hutan

harian-nasional.com/

Saat ini sebagian besar wilayah di Indonesia khususnya di Sumatera dan Kalimantan tengah tertimpa bencana. Bencana tersebut akibat kabut asap yang menyelimuti ruang udara. Sumber penyebabnya adalah kebakaran hutan dan lahan (karhulta).

Bukan hanya merugikan para petani dan satwa di hutan tersebut, kebakaran hutan ini juga mengganggu aktifitas manusia. Sejumlah penyakit pernapasan pun tengah menjangkit para warga. Selain itu, akibat kabut asap yang terlalu tebal, mengganggu jarak pandang warga yang akan berpergian.

Bagi para pengendara, baik pengguna sepeda motor maupun mobil, tentunya butuh trik khusus menghadapi kondisi ini. Berikut cara-cara berkendara ketika melintasi wilayah yang berkabut akibat kebakaran hutan:

1. Pilih Waktu yang Tepat

Pagi hari biasanya asap berkurang

Saat harus melintas di kondisi jalan berkabut, yang perlu Anda lakukan adalah menjaga kecepatan kendaraan. Jusri Pulubuhu, Instruktur dan Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) menilai saat harus melintas di jalan berkabut akibat asap, maka cerdik untuk memilih waktu yang tepat.

“Cari waktu-waktu ketika intensitas asap berkurang. Misalnya asap cenderung lebih banyak saat siang hari, maka sebaiknya lakukan perjalanan pagi hari,” kata dia. Dengan intensitas asap yang cenderung lebih rendah, kata dia, maka jarak pandang saat berkendara juga sedikit lebih baik.

2. Jaga Kecepatan

Jaga jarak dengan kendaraan lain di depan

Kebakaran hutan yang sangat parah tentu akan menghasilkan kabut asap yang berlimpah. Jika kabut asap ini turun hingga ke permukaan jalan, maka jarak pandang pengendara akan terbatas. Untuk itu sebaiknya jaga kecepatan kendaraan Anda dengan memperlambat laju kendaraan.

Dengan berkendara pelan, maka Anda bisa menghindari jika ternyata ada objek di depan Anda yang sebelumnya tidak terlihat akibat tertutup kabut. Hindari pula mengerem mendadak, karena meningkatkan risiko tabrak belakang.

3. Nyalakan Lampu

Jangan nyalakan hazard

Jusri juga berpesan, sebaiknya nyalakan lampu low beam yang memungkinkan lampu belakang ikut menyala. Jika memiliki fitur foglamp, sebaiknya aktifkan juga lampu ini. Jangan menyalakan lampu hazard, karena lampu ini tetap tidak menembus kabut asap yang tebal.

Jika jarak pandang benar-benar terhalang akibat kabut asap dari kebakaran hutan, sebaiknya gunakan klakson untuk berkomunikasi dengan kendaraan lain. Jangan menggunakan lampu jauh karena malah akan membuat silau pengguna jalan lainnya.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website cintamobil.com. Situs http://harian-nasional.com/ adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs http://harian-nasional.com/ tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”