Fibrilasi Atrium

Fibrilasi Atrium

harian-nasional.com/ – Fibrilasi atrium (A-Fib) adalah irama jantung yang tidak teratur (aritmia) dan seringkali sangat cepat hingga menyebabkan pembekuan darah pada jantung.

Kondisi ini dapat meningkatkan risiko stroke, gagal jantung, dan komplikasi jantung lainnya.

Bilik atas jantung (atrium) berdenyut secara kacau dan tidak teratur atau selaras dengan bilik bawah (ventrikel) saat fibrilasi atrium .

Gejala

Gejala paling umum dari fibrilasi atrium adalah jantung yang berdebar (palpitasi).

Namun, terkadang orang dengan kondisi ini tidak memiliki gejala dan hanya dapat terdeteksi melalui pemeriksaan fisik.

Jika gejala timbul, penderita mungkin mengalami satu atau lebih dari gejala berikut:

  • kelelahan
  • detak jantung terasa cepat dan tidak teratur
  • sensasi berdebar-debar
  • pusing
  • sesak napas dan kecemasan
  • kelemahan
  • pingsan atau kebingungan
  • berkeringat
  • nyeri dada dan terasa sesak.

Penyebab

Beberapa kondisi paling umum yang dapat menyebabkan fibrilasi atrium, yaitu:

  • setelah operasi jantung
  • kardiomiopati
  • penyakit paru-paru kronis
  • penyakit jantung bawaan
  • penyakit arteri koroner
  • gagal jantung
  • penyakit katup jantung
  • hipertensi (tekanan darah tinggi)
  • hipertensi paru.

Diagnosis

Beberapa tes yang dapat dilakukan tenaga medis untuk mendiagnosis fibrilasi atrium, yaitu:

  • elektrokardiogram (EKG/ECG)
  • tes darah
  • monitor holter
  • ekokardiogram
  • rontgen dada.

Komplikasi

Gumpalan darah yang berpotensi terbentuk akibat fibrilasi atrium dapat menyebabkan stroke.

Selain itu, komplikasi yang mungkin terjadi, yaitu:

  • tekanan darah tinggi
  • diabetes
  • gagal jantung
  • beberapa penyakit katup jantung.

Perawatan

Penanganan untuk fibrilasi atrium bergantung pada berapa lama A-Fib telah terjadi, gejala yang timbul, serta penyebab yang mendasari.

Perawatan dilakukan dengan tujuan:

  • mengatur ulang irama jantung
  • kontrol detak jantung
  • mencegah penggumpalan darah yang dapat menyebabkan stroke.

Dokter akan memberikan obat-obatan untuk mengatur ulang irama jantung (kardiovasi).

Selain itu, dokter mungkin akan melakukan pembedahan atau prosedur kateter di saat bersamaan.