Dukung Sustainable Finance, Ini Jurus BNI Tekan Emisi Gas Rumah Kaca

Dukung Sustainable Finance, Ini Jurus BNI Tekan Emisi Gas Rumah Kaca

harian-nasional.com/ – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI (BBNI) mendorong penerapan Sustainable Finance (Keuangan Berkelanjutan) secara menyeluruh. Langkah ini sebagai bentuk dukungan terhadap pertumbuhan berkelanjutan, sekaligus implementasi arahan Otoritas Jasa Keuangan khususnya POJK No. 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan.

Selain dengan menyalurkan pembiayaan ke sektor usaha berkelanjutan yang kuat, BNI juga melakukan perhitungan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Scope 1, 2 dan 3. Hitungan ini nantinya dapat menjadi acuan dalam mengukur keberhasilan perseroan dalam upaya menekan emisi karbon.

Pada periode pelaporan 2022, BNI melakukan penyesuaian metodologi perhitungan dalam hal klasifikasi sumber emisi untuk menghitung emisi khususnya scope 3, meliputi perjalanan dinas darat, perjalanan dinas udara, dan emisi pembiayaan dengan mengadopsi metodologi dari PCAF.

Tidak hanya itu, BNI juga mulai menghitung emisi pembiayaan untuk debitur segmen menengah dan korporasi. Yakni mencakup sektor perkebunan perkebunan, industri turunan produk perkebunan, pertambangan dan perdagangan komoditas, industri pengolahan, industri perdagangan, pulp and paper, konstruksi, hingga PLTU.

Di dalam peta jalan ESG, BNI akan menghitung emisi GRK Scope 1 dan 2 untuk seluruh kantor BNI hingga kantor cabang pembantu (KCP) di seluruh Indonesia. Adapun untuk saat ini sedang dilakukan penyusunan pedoman dan format pengumpulan data sumber emisi agar ke depan perhitungan emisi dapat dilakukan lebih detail dan presisi. Selanjutnya BNI akan menetapkan target net zero emission, sehingga diperoleh peta jalan yang akurat dalam menuju net zero emission.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengungkapkan, BNI berkomitmen menginternalisasi prinsip keuangan berkelanjutan pada nilai-nilai, budaya kerja, strategi perusahaan, kebijakan operasional, serta sistem dan prosedur operasional perseroan.

“Tentu ini akan menjadi sebuah langkah awal untuk kami dapat menjadi contoh pionir green banking di Indonesia yang tidak hanya fokus pada perhitungan bisnis, tetapi lebih jauh proaktif melakukan pengukuran komprehensif dari sisi emisi GRK,” katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/2/2023).

Adapun, Sustainable Portofolio yang BNI lakukan untuk sektor-sektor ramah lingkungan. Sepanjang 2022 pembiayaan pada Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) mencapai Rp 182,9 triliun. Atau sekitar 28,5% dari total portofolio kredit BNI.

Sustainable Portfolio ini utamanya diberikan untuk kebutuhan pengembangan ekonomi sosial masyarakat melalui pembiayaan segmen kecil sebesar Rp 123,2 triliun, pengelolaan bisnis ramah lingkungan dan sumber daya alam hayati sebesar Rp 19,7 triliun, energi baru dan terbarukan sebesar Rp 10,9 triliun, pembiayaan untuk pencegahan polusi sebesar Rp 4 triliun, serta Sustainable Portfolio lainnya sebesar Rp 25,1 triliun.

Selain itu, BNI juga terus berupaya mengembangkan praktik usaha berkelanjutan sejalan dengan agenda global. Misalnya dengan memperkenalkan Sustainability Linked Loan (SLL), dengan salah satu aspek utamanya yaitu pemberian insentif bagi nasabah untuk memperbaiki aspek ESG dalam bisnis mereka.

Sepanjang tahun 2022, BNI telah menyalurkan SLL sebesar USD 355 juta atau ekuivalen Rp 5,3 triliun yang disalurkan kepada debitur top tier di sektor industri prioritas, seperti Fast-Moving Consumer Goods dan manufaktur.